Mimpi Seorang Anak Farmasi

MIMPI SEORANG ANAK FARMASI

Suatu hari, ada seorang anak yang bernama Salsabila Putri dengan nama panggilan Caca, yang tinggal bersama orangtuanya. Ayah nya yang bernama Abdullah dan Ibunya yang bernama Halimah. Ayahnya bekerja sebagai kuli bangunan, dan ibunya hanya seorang ibu rumahtangga.

Caca yang sekarang berumur 15 tahun, kelas 9 yang sebentar lagi lulus, hanya tinggal menghitung hari sebelum pengumuman kelulusan tiba. Caca yang sedang menganggur dirumah, memutuskan untuk membantu orangtua nya dengan bekerja sebagai pelayan café dekat rumah nya (part time).

Saat pengumuman tiba, ia melihat ke Mading sekolahnya bahwa ia telah lulus dengan hasil yang cukup memuaskan, yakni dengan nilai 36.20. Orangtua nya bangga dengan nilai yang diperoleh anaknya tersebut. Saat seketika, orangtua nya memutuskan anaknya untuk melanjutkan sekolah nya di SMK Farmasi, dimana sekolah tersebut adalah sekolah favorite Caca.

Tetapi, karena keterbatasan ekonomi merekalah yang menjadi hambatan Caca untuk bersekolah disana. Saat itu, dengan keputusan yang bulat ia memutuskan untuk masuk sekolah tahun depan. Orangtua nya yang tidak tega melihat anaknya untuk masuk sekolah tahun depan, dan harus bekerja membantu orangtua nya mencari nafkah, mereka memutuskan untuk bekerja lebih keras untuk bisa memasukkan anaknya ke sekolah idamannya.

Biayanya pun cukup mahal untuk masuk kesana, yakni Rp 15.000.000,- , dan untuk biaya bulanan Rp 500.000,-. Mungkin bagi mereka, uang tersebut sangatlah mahal untuk bisa masuk kesana. Bahkan bisa sangat lama untuk mengumpulkan uang sebanyak itu, dan mungkin bisa bertahun – tahun untuk mengumpulkannya, belum lagi untuk kehidupan sehari – hari mereka.

Ibunya memutuskan bekerja sebagai buruh cuci, ia bisa bekerja apa saja tergantung ada orang yang meminta bantuannya. Itu pun tidaklah sering, kadang kalau ia bekerja, ia hanya diberi upah sebesar yaa itu pun tidaklah banyak. Ayahnya yang bekerja sebagai kuli, memutuskan untuk bekerja sampai malam bahkan hingga larut malam. Dan mereka bekerja seperti itu hingga seterusnya. Caca yang tidak tega pun memutuskan untuk menambah part time nya hingga pukul 10.00 malam.

 Suatu seketika di malam hari, entah dari mana asalnya orang tersebut datang dengan mobil mewahnya, berhenti di depan rumah keluarga Caca. Dia adalah seorang pria paruh baya, mengenakan jas lengkapnya turun dari mobil mewahnya menuju rumah yang dituju.

Pria tersebut mengenalkan diri kepada Caca, dan menanyakan keberadaan orangtua nya. Caca yang sempat bingung pun memutuskan untuk membawa pria tersebut masuk dan menunggu di ruang tamu, sedangkan ia memanggil Ibunya yang sedang bekerja di rumah tetangga sebelah.

Saat seorang anak tersebut memanggil orangtua nya, pria tersebut melihat rumah yang ia tempatkan sekarang, mata tajamnya mengelilingi keadaan rumah yang keadaannya sangat memprihatinkan. Rumah yang hanya terbuat dari bambu, ruang tamu yang hanya ada 2 kursi kayu dan 1 meja yang mungkin sudah tidak layak pakai, tempat tidur yang kecil yang hanya muat untuk 1 orang saja, dan juga dapur yang menggunakan kayu bakar, semuanya terlihat jelas di matanya.

Tidak lama kemudian, Ibunya beserta anaknya pun datang dan menemui pria tersebut. Caca mengambil minuman untuk tamu tersebut. Sedangkan pria paruh baya tadi sedang berbincang dengan Ibunya. Saat ia membawa minuman untuk tamu tersebut, ia cukup bingung dengan reaksi ekspresi Ibunya, yang entah karena kaget ataupun senang karena pria didepannya.

 Karena ia penasaran, langsung saja dia menghampiri Ibunya yang sudah berkaca kaca-kaca sembari membawa minuman untuk si tamu. Saat dia bertanya “mengapa?”, Ibunya hanya menggeleng dan menyuruhnya untuk menelpon sang Ayah. Caca hanya menurut dengan apa yang dikatakan Ibunya walau ia sangat penasaran dengan apa yang terjadi.

Sedangkan pria tadi hanya melihat mereka dengan tatapan yang sulit diartikan, sesaat setelah anak tersebut selesai menelepon, anak itu menatapnya dengan tatapan bingung, dan dia membalasnya dengan senyum ramah.

Tidak lama kemudian Ayahnya pun datang, pria paruh baya tadi menyuruh sang Ayah untuk duduk dan dengarkan. Pria tadi menjelaskan apa yang telah di jelaskan kepada Istri nya tersebut tentang tujuan kedatangannya datang kemari.

Saat telah dijelaskan, sang Ayah dan juga san Ibu menangis terharu karena bahagia. Sedangkan Caca hanya diam terpaku, mungkin karena ia cukup terkejut dengan apa yang didengar olehnya barusan.

Sang pria paruh baya mengatakan……kalau ia sebenarnya datang kesini untuk……..memperkenalkan diri sebagai…… yaahh bisa dikatakan dia adalah orang yang cukup berpengaruh di Jakarta, alasan dia kemari karena ia mendengar dari mulut ke mulut bahwa ada seorang anak yang ingin sekali bersekolah disana tapi tidak punya biaya untuk masuk kesana dan ia memutuskan untuk menghampiri rumah tersebut untuk dibantunya. Dan ia ingin membuat keinginan anak itu terwujud. Dengan membiayai untuk bisa masuk kesana, seperti bayar masuk sekolah dan SPP tiap bulannya sampai ia lulus kuliah. Dia juga memutuskan untuk membawa mereka ke tempat yang layak untuk ditinggali, sehingga mereka tidak perlu tinggal ditempat yang seperti itu lagi.

 Saat ia bertanya “kenapa dia sangat ingin untuk masuk ke SMK Farmasi?”, dan jawaban anak itu pun cukup membuatnya terkejut, karena ia ingin menjadi seorang Apoteker hebat dan professional untuk mengobati orang – orang yang sakit menjadi sembuh karenanya. Oleh karena itu, ia ingin sekali untuk masuk kesana dan mempelajari tentang obat – obatan dan kegunaan setiap obat.

Ia melihat kepastian yang sangat kuat dari anak tersebut, karena itu ia memutuskan untuk bisa membuatnya masuk kesana dan mewujudkan mimpinya untuk menjadi seorang Apoteker yang hebat dan bisa diandalkan.

Orangtua dari anak itu sangat bersyukur dan berterimakasih kepada pria paruh baya baik tersebut karena masih ada yang mau peduli kepada mereka untuk meringankan beban mereka. Sehingga mereka tidak perlu lagi bekerja terlalu keras. Satu beban di pundak mereka pun telah hilang. Digantikan dengan kesenangan dan terimakasih  sebanyak-banyaknya atas kebaikan pria tersebut. Sehingga anak mereka bisa bersekolah ke jenjang yang lebih tinggi dan tidak khawatir akan kebutuhan ekonomi mereka.



SELESAI..

                       PENULIS :  1. KHAIRUN NISSA
                           2. RIZKI AMELIA PUTERI






Komentar